WELCOME TO MY SIMPLE BLOG, MAY USEFUL FOR US

Tuesday, October 7, 2014

Cerpen "Obor Semangat Menuju Kesuksesan"

Assalamu'alaikum
Ini aku share cerpen buatan aku..
Semoga bermanfaat..

         Paijo Itulah nama panggilan salah satu pemulung di desa Punjulharjo. Paijo adalah pemulung yang tidak memiliki kondisi fisik yang sempurna. Ia terlahir tidak memiliki jumlah kaki yang sempurna. Ia hanya memiliki satu kaki untuk berjalan. Paijo adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Paijo kurang lebih berumur 10 tahun. Ia tinggal di rumah yang reot bersama ibu dan kedua adiknya. Adik pertamanya bernama Sri berumur 8 tahun dan adik keduanya bernama Parmin berumur 6 tahun. Bu Sarni adalah ibunya. Beliau sudah selama 2 tahun mengalami sakit-sakitan. Sedangkan ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu karena kecelakaan saat bekerja menjadi kuli bangunan.

          Sejak 1 tahun yang lalu ayahnya meninggal, Paijo dan kedua adiknya terpaksa untuk putus sekolah karena tidak mempunyai biaya lagi untuk melanjutkan sekolah. Sehingga Paijo harus bekerja demi menghidupi keluarganya. Paijo tau jika hanya dialah yang bisa menghidupi keluarga kecilnya itu. Paijo terpaksa menjadi pemulung karena ia tidak tau ingin bekerja apa lagi selain menjadi pemulung. Sedangkan kondisi fisiknya juga tidak sempurna. Sehingga Paijo sulit untuk melakukan kerja berat lainnya. Meskipun begitu, ia bekerja dengan ikhlas dan sepenuh hati. Meskipun kondisi fisiknya tidak sempurna, tetapi Paijo tetap bersemangat dan tidak kenal putus asa.
          Hari Senin..
          Seperti hari-hari biasanya, Paijo bangun pukul 4 pagi. Kegiatan pertamanya yaitu mandi dan tak lupa untuk sholat dan mengaji. Paijo adalah anak yang rajin. Meskipun ia tidak bersekolah tetapi sejak kecil, ia sudah dididik ayahnya agar bisa membaca al qur’an. Sehingga Paijo sudah lancar dalam membaca al qur’an. Kemudian kegiatan keduanya yaitu membuat sarapan untuk ibu dan kedua adiknya. Meskipun ia hanya mampu untuk membuat menu nasi jagung setiap harinya, tetapi ia selalu bersyukur karena keluarganya masih bisa makan.
          Ketika semua kegiatan sudah dilakukan oleh Paijo, kemudian ia pun berangkat untuk memulung. Tak lupa, sebelum berangkat, Paijo berpamitan dengan ibunya yang masih terbaring lemah di tanah yang beralaskan tikar. “Bu, saya berangkat mulung dulu ya. Sarapannya sudah siap di meja.”Ujar Paijo kepada ibunya. Kemudian ibunya pun menjawab “Iya, nak hati-hati ya di jalan. “Iya, Bu. “Assalamu’alaikum.” Jawab Paijo sambil meninggalkan ibunya. ”Waalaikumsalam, Paijo.”Sahut ibunya. Setelah berpamitan pada ibunya, kemudian Paijo pun berangkat menuju tempat untuk memulung. Biasanya Paijo menuju pasar, terminal, dan tempat-tempat yang lain yang terdapat banyak sampah.
          Karena kondisi fisiknya yang tidak sempurna, sehingga membuat Paijo sulit untuk mengumpulkan banyak sampah. Namun, tidak membuat Paijo putus asa. Justru karena ia memiliki kekurangan ia menjadi semangat dan semangat untuk bekerja. Tak jarang pula banyak orang yang memberinya uang. Karena mereka merasa kasihan pada Paijo. Namun, Paijo menolaknya. Karena Paijo merasa ia masih bisa bekerja meskipun hanya menjadi pemulung. Paijo tidak menyukai menjadi pengemis karena pengemis adalah pekerjaan bagi orang yang malas dan hanya menunggu belas kasihan dari orang lain.
          Setelah selama beberapa jam Paijo memulung, ia pun tidak langsung pulang ke rumah. Paijo menuju salah satu sekolah di kotanya. Ia menuju SD N 1 Gedongmulyo. Setiap harinya dia berkunjung ke SD tersebut hanya untuk mengikuti sedikit pelajaran yang diajarkan guru di sana. Paijo hanya bisa mendengarkan pelajaran dari jendela. Karena ia merasa tidak pantas untuk bersekolah di SD tersebut. Karena sebelumnya ia bersekolah di SLB (Sekolah Luar Biasa). Sekolah yang khusus untuk anak-anak yang cacat. Tetapi Paijo sangat ingin bisa sekolah di sekolah umum bukan Sekolah Luar Biasa (SLB) meskipun kondisi fisiknya tidak sempurna. Untuk itu, ia bekerja keras agar bisa sekolah kembali dan melanjutkan cita-citanya. Paijo bercita-cita ingin menjadi guru sekaligus bisa membangun sekolah bagi anak-anak pemulung di desanya. Karena banyak dari mereka yang tidak bersekolah karena keterbatasan biaya.
          Saat sedang serius memperhatikan pelajaran, tiba-tiba ada yang menghampiri Paijo. Ternyata yang menghampiri Paijo adalah salah satu guru di SD N 1 Gedongmulyo. Dan kemudian Paijo mencoba untuk melarikan diri, tetapi guru tersebut mengejarnya. Kemudian guru tersebut menanyainya “Hai siapa namamu?”. Kemudian Paijo menjawab “Nama saya Paijo, Pak.”. “Apa yang kamu lakukan di sini nak?”tanya Pak Bagus. “Sa..sa..saya hanya ingin mengikuti pelajaran di sini.”. “Apakah kamu tidak sekolah?”. Kemudian Paijo menjawab “Saya dulu sekolah pak di SLB karena ketika itu ayah saya belum meninggal dan masih bekerja, Tetapi saya terpaksa putus sekolah karena ayah saya meninggal dan ibu saya sakit-sakitan. Sehingga saya harus bekerja menghidupi keluarga.”. “Mengapa kamu tidak bersekolah kembali?”tanya Pak Bagus. Kemudian Paijo menjawab “Saya tidak punya biaya, Pak. Kedua adik saya juga tidak bersekolah. Pasti untuk melanjutkan sekolah kembali butuh biaya yang tidak sedikit. Lagipula saya ini orang cacat jadi tidak pantas sekolah kembali”. Kemudian Pak Bagus menyanggah” Wah Paijo kamu salah besar. Sekarang ini sekolah gratis. Ada beasiswa yang bisa membantumu untuk sekolah kembali. Bapak bisa membantumu.”. “Tapi Pak bagaimana dengan pekerjaan saya? Siapa yang menghidupi keluarga saya jika saya sekolah?”Jawab Paijo. “Kamu bisa bekerja setelah pulang sekolah. Bapak juga bisa mengusulkan bantuan untuk kamu. Jadi kamu tidak usah khawatir.” Karena sangat bahagia Paijo pun bersujud syukur. “Ya Allah.. Alhamdullilah.. Makasih ya allahh.. Makasih juga Pak atas bantuannya.”. “Kamu pantas mendapatkannya Paijo.. Karena kegigihan kamu selama ini untuk bisa bersekolah kembali.”Jawab Pak Bagus. Paijo sangat bahagia akan bisa bersekolah kembali.
          Matahari sudah mulai menghilang dari langit. Tanda hari mulai menjelang malam. Paijo memutuskan untuk pulang ke rumah. Hari ini ia membawa rezeki yang tak seberapa dan sekaligus kabar gembira untuk ibu dan kedua adiknya. Ia sangat bersyukur. “Alhamdullilah.. Makasih Ya Allah telah memberikanku berkah hari ini.”Ujar Paijo di perjalanan pulang. Sebelum sampai di rumah, Paijo mampir di warung untuk membeli obat yang biasa ia beli untuk ibunya. Paijo tidak memiliki cukup uang untuk memeriksakan ibunya di rumah sakit.
          Setelah beberapa saat, akhirnya Paijo sampai di rumah. Paijo pun langsung memberi tau ibu dan kedua adiknya mengenai beasiswa. Dengan semangat Paijo berkata “Ibu besok Paijo, Sri, Parmin bisa bersekolah.”. “Wahh.. kok bisa kak?”Sahut Sri dengan semangat. “Kita dapat beasiswa dari SD N 1 Gedongmulyo, berkat Pak Bagus salah satu guru di SD tersebut membantu kita.”Jawab Paijo. “Alhamdullilah Ya allah”Sahut Ibu Sarni. Paijo, Ibu Sarni, Sri, dan Parmin sangat bahagia. Tak lupa Paijo pun memberikan obat untuk ibunya. “Oh ya, Bu. Ini obatnya.”Ujar Paijo kepada ibunya. “Ti..ti..tidak apa-apa, Jo. Maaf ibu telah menyusahkanmu.” Ujar Bu Sarni. “Tidak apa-apa, Bu sudah Ibu istirahat saja.” Setelah memberikan obat untuk ibunya, kemudian Paijo bergegas untuk mandi, sholat dan mengaji. Setelah itu, Paijo belajar membaca seperti biasa yang ia lakukan.
          Malam telah tiba. Suasana gelap pun menyelimuti rumah Paijo. Mereka tidak bisa melakukan aktivitas apapun selain hanya bisa menikmati suasana gelap tersebut. Sejak ayah Paijo meninggal, listrik di rumahnya diputus oleh PLN karena tidak memiliki biaya untuk membayar tagihannya. Malam semakin larut. Akhirnya keluarga kecil tersebut istirahat.
          Hari Selasa..
          Hari ini adalah hari pertama Paijo, Sri, dan Parmin untuk memulai bersekolah kembali. Dan mereka juga sangat senang karena ibunya sudah sembuh dari sakitnya. Mereka bangun pagi dan kemudian bersiap untuk bersekolah. Setelah beberapa saat mereka bersiap, akhirnya mereka berangkat ke sekolah barunya. Dan tak lupa mereka berpamitan kepada ibunya. “Bu, kita berangkat sekolah dulu ya?”Ujar Paijo kepada ibunya.  “Iya, Nak. Hati-hati yaa dan belajar yang pintar agar cita-cita kalian tercapai.”Sahut ibunya.
          Kemudian Paijo dan kedua adiknya menuju ke sekolah barunya. Paijo dan kedua adiknya sangat rindu dengan kegiatan belajar mengajarnya yang sudah mereka tinggalkan selama kurang lebih 1 tahun. Dan kini mereka bisa melanjutkan sekolahnya kembali. Mereka sangat bahagia dan tak lupa mereka selalu bersyukur dengan apa yang telah mereka raih. Karena orang tua mereka selalu menanamkan sifat selalu bersyukur.
          Hari demi hari..
          Minggu demi minggu..
          Bulan demi bulan telah mereka lalui. Paijo, Sri, dan Parmin semakin giat dalam kegiatan belajarnya. Prestasi mereka sama sekali tidak menurun justru malah semakin meningkat. Mereka gigih dalam belajar demi menggapai cita-citanya. Kegigihan dan semangat belajar mereka selama ini membuahkan hasil. Mereka mendapatkan beasiswa sekolah hingga kuliah. Mereka sangat bersyukur apalagi Paijo. Paijo sangat bersyukur bisa menggapai salah satu cita-citanya yaitu bisa melanjutkan sekolah di sekolah umum bukan SLB (Sekolah Luar Biasa) ternyata meskipun ia memiliki kondisi fisik yang tidak sempurna tetapi ia bisa menggapai cita-cita yang ia anggap hanya sebuah mimpi. Sekarang Paijo percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Sebagai manusia yang ingin menggapai cita-cita haruslah selalu semangat, gigih, dan tidak mudah putus asa. Karena semangat, gigih, dan tidak mudah putus asa adalah kunci meraih kesuksesan.

TAMAT

Wassalam..

No comments:

Post a Comment