PART 2
10 Januari 2014
Pukul 4 pagi..
“Kringgg.. Kringgg.. Kringgg..”Jam bekerku berbunyi. Tetapi aku masih saja
belum bisa meninggalkan kasur tercintaku. Setelah beberapa lama,terdengar suara
pintu kamarku ada yang membuka.”Sekar..Sekar.. bangun nak.. ayoo kita sholat
subuh berjamaah. Kakek sudah menunggu.”ujar ibu yang berusaha membangunkanku.
“Iya,Bu.”balasku sambil bangun dan merapikan tempat tidurku. Setelah itu,
akupun bergegas menuju kamar mandi untuk berwudlu dan langsung menuju ruang
shalat. Sesampainya aku di sana, kakek tengah menungguku. Setelah aku memakai
mukena, shalat pun dimulai.
Dengan diiringi bacaan-bacaan shalat, kami pun
shalat shubuh dengan khusyuk. Setelah beberapa menit, akhirnya shalat pun
selesai. Namun tiba-tiba kakek merintih kesakitan sambil memegang dada kirinya.
Ibu, Bi Surti, dan aku menjadi panik.”Kakek kenapa?”tanyaku dengan panik.
“Kakek tidak apa-apa nak.”Sahut kakek sambil merintih kesakitan.”Sekar coba teleponkan
ayahmu.” pinta ibu kepadaku. Dengan paniknya aku menelepon ayah
“Tuuutt..tuuuttt..tuuuttt..nomor yang anda tuju sedang sibuk cobalah beberapa
saat lagi.” “Astaghfirullahaladzimm..ayah nggak bisa dihubungin Bu. Gimana nih Bu?”ucapku
dengan panik kepada ibu. “Yasudah sekar jaga kakek di sini ya, Ibu akan mencari
taksi untuk kakek. Dan Bi Surti tolong ambilkan obat penahan sakit untuk
menahan rasa sakit kakek”sahut ibu kepadaku dan Bu Sarni. “Iya bu.”Sahut aku
dan Bi Surti bersamaan. Kakek masih terbaring kesakitan, aku dan Bi Sarni
menungguinya dengan sedikit cemas. Sementara itu, ibu bergegas mencari taksi
untuk kakek. Tiba-tiba Bi Sarni datang membawa obat penahan rasa sakit untuk
kakek. Dan kakek pun segera meminum obat tersebut. Setelah lama menunggu,
akhirnya ibu datang dengan membawa taksi. Akhirnya kakek pun bisa dibawa ke
rumah sakit. Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, aku mengirimkan pesan
untuk ayah tentang keadaan kakek segera menuju ke rumah sakit. Setelah beberapa
menit, akhirnya kita sampai di rumah sakit. Kakek langsung ditangani oleh
dokter. Aku dan ibu menunggui kakek di ruang tunggu. Tiba-tiba ayah datang.
“Bagaimana keadaan kakek bu?Maaf tadi
ayah meeting sehingga tadi Sekar
menelepon handphone ayah silent”ujar
ayah menjelaskan. “Keadaan kakek masih ditangani dokter yah. Iya tidak
apa-apa.”Balas ibu. Setelah lama menunggu akhirnya kakek pun dibawa keluar oleh
perawat rumah sakit. Terlihat kakek dipasangi banyak alat yang berhubungan
dengan jantung. Sungguh sedih melihatnya. Hari demi hari telah dilewatkan kakek
di rumah sakit. Namun kakek tetap belom saja diperbolehkan untuk pulang. Karena
kakek sering kumat sehingga belum terlalu pulih. Keseharian kakek di rumah
sakit ditemani oleh ibuku dan terkadang digantikan oleh Bi Surti. Aku hanya
bisa ke rumah sakit sepulang sekolah bersama Bi Surti atau malam hari bersama
ayah.
No comments:
Post a Comment