Keesokan harinya, suasana di kelas VIII H tampak hening.
Tiba-tiba Jessica melontarkan kata-kata yang tidak enak didengar.
Jessica :
“Kelas kita nggak ada Dafa seru juga ya!”
Okta :
“Eh, kamu jangan gitu dong dihantuin Dafa baru tau rasa kamu!”
Jessica :
“Ah, jaman gini masih ada hantu nggak mungkin. Kalo emang iya aku nggak bakal
takut kok!”
Okta :
“Ih nyebelin banget sih! Gue cekik loe nggak bisa makan lemper ayam.”
Sandra :
“Jessica udahlah nggak usah bikin ribut lagi, kasian tuh Dafa nanti nggak bisa
tenang di sana.”
Okta :
“Iyanih Jessica nggak punya perasaan.”
Jessica :
“Udahlah gue mau keluar aja! Sumpek di sini.”
Akhirnya
Jessica memutuskan untuk keluar dan menuju ke kamar mandi sendirian.
Jessica :
“Dafa mati tetep aja si Samdra sama si Okt tetep aja belain dia! Apa sih
istimewanya tuh anak? Ganteng enggak, kece enggak, keren enggak, tapi iya sih
dia pinter. Eh ngapain juga aku ngomongin dia, nggak penting banget!”
Setelah
lama ia di kamar mandi, ia memutuskan untuk kembali ke kelas. Saat ingin
keluar, tibatiba pintu kamar mandi terkunci, Jessica menjadi panik.
Jessica :
“Loh, loh pintunya kok nggak bisa dibuka sih! Aduh mati gue kalo kekunci di
kamar mandi.”
Tiba-tiba
terdengar suara yang menyeramkan di kamar mandi yang memanggil nama Jessica.
Jessica :
“Siapa di sana? (Sambil panik)
Hantu Dafa :
“Jessica..Jessica.” (Dengan merintih-rintih)
Jessica :
“Jangan ganggu aku, pergi kamu! Tolong..tolong (sambil menggedor-gedor pintu)
Suasana
tambah menyeramkan ketika Jessica menengok di kaca kamar mandi dan melihat
namanya dituli dengan darah.
Jessica :
“Tidak...... (sambil menjerit-jerit dan menutup telinga)
Pergi
kamu.. Tolong.. tolong.. (Sambil menggedor-gedor pintu)
Akhirnya
pintunya terbuka dengan sendirinya. Kemudian Jessica langsung berlari menuju ke
kelas dengan wajah panik.
No comments:
Post a Comment