PART 4
Akhirnya Dafa pun pulang dengan mengendarai sepeda. Dalam
hati Dafa bertanya- tanya mengapa perasaannya tidak enak.
Dafa : “Aduh
kenapa ya kok perasaan aku tidak enak.”
Di tengah
perjalanan ke rumah Dafa, tiba-tiba Dafa mendengar suara orang meminta tolong.
Tampaknya dia mengenali suara tersebut.
Tommy : “Tolong..tolong..tolong!”
Dafa : “Suara siapa itu? Kok mirip sama
suara Tommy.”(Sambil terheran-heran)
Akhirnya Dafa masuk ke rumah Tommy. Dafa melihat Tommy
sedang diikat dan terlihat juga rumah Tommy Berantakan.
Dafa : “Tommy.
Siapa yang mengikatmu?”
Tommy : “Perampok
itu yang mengikatku. Tolong lepaskan aku, Dafa!”
Dafa : “Iya
iya aku akan tolongin kamu !”
Dafa pun
menolong Tommy yang sedang terikat, namun ternyata pencuri tersebut
mengetahuinya.
Perampok : “Hey siapa kamu! Berani-beraninya kamu
melepaskan ikatan si bocah ini.” (sambil menodongkan pisaunya)
Dafa : “Saya temannya Tommy. Lepaskan
Tommy sekarang.”
Perampok : “Berani-beraninya kamu berbicara seperti
itu, sekarang menjauh atau teman kamu saya bunuh.”
Dafa : “Saya tidak takut denganmu, sekarang
lepaskan Tommy.”
Perampok : “Oh kamu ingin temanmu terluka ya? Okee
baik.”
Dafa : “Jangaaan.” (sambil menuju ke
arah Tommy)
Saat
pencuri ingin menusuk perut si Tommy, ternyata Dafa menuju ke arah Tommy dan ia
melindungi Tommy. Naasnya pisau yang akan ditusukkan oleh pencuri ke Tommy,
ternyata mengenai Dafa. Setelah tau yang ditusuk bukan Dafa tetapi Tommy, si
pencuri langsung kabur.
Tommy : “Dafaaaaaa...”
(sambil berteriak dan menolong Dafa)
Dafa : “Tom. Aku sudah tidak kuat lagi, maafkan
aku rasa jika aku punya salah.” (Berbicara dengan terbata-bata)
Tommy : “Nggak, Daf . Aku yang banyak salah
sama kamu. Maafin aku mungkin kita bisa menjadi sahabat.”
Dafa : “Tapi itu tidak mungkin. Ini
pertemuan kita yang terakhir, aku akan selalu mengingatmu Tommy.
Laillahaillallah Muhammadar rosullulah.”
Akhirnya Dafa
pun menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Tommy. Tommy pun menangis.
Tommy : “Dafaaaaa... mengapa kamu begitu
cepat meninggalkan dunia ini?” (sambil menangis)
Tommy pun
menelepon teman-temannya untuk memberitahukan bahwa Dafa sudah meninggal dunia. Setelah menelepon teman-temannya,
Tommy bergegas menuju ke rumah Dafa. Ia pun sambil menangis.
Tommy :
“Assalamu’alaikum.”
Bapak Dafa :
“Wa’alaikumsalam. Adek siapa? Dan kenapa adek menangis?”
Tommy :
“Saya Tommy Bu, temannya Dafa. Da da da fa meninggal di rumah saya, Pak.”
Bapak Dafa :
“Astaghfirullahaladzim, bagaimana bisa begitu?”
Tommy :
“Dafa menolong saya sewaktu saya mau ditusuk pencuri, Pak. Maafkan saya, ini
semua salah saya.” (sambil berlutut meminta maaf)
Bapak Dafa : “Dafaaaaaa... Kenapa kamu meninggalkan Bapak
secepat ini. Tidak, Nak. Ini semua musibah. Dan sekarang di mana jenazah Dafa?”
Tommy : “Ada di rumah saya, Bu. Tadi saya sudah
panggilkan ambulan.”
Bapak Dafa : “Yasudah, mari kita ke sana”
Beberapa
saat kemudian, Tommy dan Ibu Dafa sampai di rumah Tommy. Ternyata di sana sudah
ada Jessica, Sandra, Okta, dan teman-teman lainnya tiba di rumah Tommy. Suasana
pun mengharukan.
Okta :
“Tommy, bagaimana bisa terjadi?”
Tommy :
“Ceritanya tadi Dafa nolongi aku waktu aku diiket sama pencuri. Kalian kalo
nyalahin aku, aku terima kok.”
Sandra :
“Nggak kok, Tom. Ini adalah takdir dari yang di atas. Kamu nggak usah merasa
bersalah.
Tommy : “Iya
deh. Makasih ya”
Karena
mobil ambulannya sudah datang, jenazah Dafa segera dibawa ke rumahnya untuk
dimandikan, disolatkan, dan didoakan. Bapak Dafa mengajak Tommy, Jessica,
Sandra, dan Okta untuk ikut di dalam mobil ambulan.
Bapak Dafa :
“Tommy, Jessica, Sandra, Okta mari ikut ke dalam mobil ambulan! Bapak tau
kalian sahabatnya.”
Semua :
“Baik, Pak.”
Akhirnya,
mobil ambulan tersebut sampai di rumah Dafa. Setibanya Dafa langsung dimandikan
dan disolatkan. Setelah jenazah Dafa dimandikan, disolatkan, dan didoakan,
kemudian jenazah Dafa akan dimakamkan. Tommy, Jessica, Sandra, dan Okta pun
mengantarkan Dafa di tempat peristirahatannya yang terakhir. Bapak Dafa pun
menangis mengiringi jenazah Dafa akan dimakamkan. Okta pun menenangkannya.
Okta : “Bapak yang sabar ya.”
Bapak Dafa : “Iya
makasih ya, nak.”
Setelah
proses pemakaman selesai, para pelayat pergi meninggalkan pemakaman.
BERSAMBUNG..
BERSAMBUNG..
No comments:
Post a Comment