WELCOME TO MY SIMPLE BLOG, MAY USEFUL FOR US

Monday, September 22, 2014

Drama "HANTU PEMERSATU" (Part 4)

PART 4
Akhirnya Dafa pun pulang dengan mengendarai sepeda. Dalam hati Dafa bertanya- tanya mengapa perasaannya tidak enak.

Dafa             : “Aduh kenapa ya kok perasaan aku tidak enak.”

          Di tengah perjalanan ke rumah Dafa, tiba-tiba Dafa mendengar suara orang meminta tolong. Tampaknya dia mengenali suara tersebut.

Tommy         : “Tolong..tolong..tolong!”

Dafa             : “Suara siapa itu? Kok mirip sama suara Tommy.”(Sambil terheran-heran)

          Akhirnya  Dafa masuk ke rumah Tommy. Dafa melihat Tommy sedang diikat dan terlihat juga rumah Tommy Berantakan.
Dafa             : “Tommy. Siapa yang mengikatmu?”

Tommy         : “Perampok itu yang mengikatku. Tolong lepaskan aku, Dafa!”

Dafa             : “Iya iya aku akan tolongin kamu !”

          Dafa pun menolong Tommy yang sedang terikat, namun ternyata pencuri tersebut mengetahuinya.

Perampok     : “Hey siapa kamu! Berani-beraninya kamu melepaskan ikatan si bocah ini.” (sambil menodongkan pisaunya)

Dafa             : “Saya temannya Tommy. Lepaskan Tommy sekarang.”

Perampok     : “Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu, sekarang menjauh atau teman kamu saya bunuh.”

Dafa             : “Saya tidak takut denganmu, sekarang lepaskan Tommy.”

Perampok     : “Oh kamu ingin temanmu terluka ya? Okee baik.”

Dafa             : “Jangaaan.” (sambil menuju ke arah Tommy)

          Saat pencuri ingin menusuk perut si Tommy, ternyata Dafa menuju ke arah Tommy dan ia melindungi Tommy. Naasnya pisau yang akan ditusukkan oleh pencuri ke Tommy, ternyata mengenai Dafa. Setelah tau yang ditusuk bukan Dafa tetapi Tommy, si pencuri langsung kabur.

Tommy         : “Dafaaaaaa...” (sambil berteriak dan menolong Dafa)

Dafa             : “Tom. Aku sudah tidak kuat lagi, maafkan aku rasa jika aku punya salah.” (Berbicara dengan terbata-bata)

Tommy         : “Nggak, Daf . Aku yang banyak salah sama kamu. Maafin aku mungkin kita bisa menjadi sahabat.”

Dafa             : “Tapi itu tidak mungkin. Ini pertemuan kita yang terakhir, aku akan selalu mengingatmu Tommy. Laillahaillallah Muhammadar rosullulah.”

          Akhirnya Dafa pun menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Tommy. Tommy pun menangis.

Tommy         : “Dafaaaaa... mengapa kamu begitu cepat meninggalkan dunia ini?” (sambil menangis)

          Tommy pun menelepon teman-temannya untuk memberitahukan bahwa Dafa sudah meninggal dunia.          Setelah menelepon teman-temannya, Tommy bergegas menuju ke rumah Dafa. Ia pun sambil menangis.

Tommy         : “Assalamu’alaikum.”

Bapak Dafa  : “Wa’alaikumsalam. Adek siapa? Dan kenapa adek menangis?”

Tommy         : “Saya Tommy Bu, temannya Dafa. Da da da fa meninggal di rumah saya, Pak.”

Bapak Dafa  : “Astaghfirullahaladzim, bagaimana bisa begitu?”

Tommy         : “Dafa menolong saya sewaktu saya mau ditusuk pencuri, Pak. Maafkan saya, ini semua salah saya.” (sambil berlutut meminta maaf)

Bapak Dafa  :  “Dafaaaaaa... Kenapa kamu meninggalkan Bapak secepat ini. Tidak, Nak. Ini semua musibah. Dan sekarang di mana jenazah Dafa?”

Tommy         :  “Ada di rumah saya, Bu. Tadi saya sudah panggilkan ambulan.”

Bapak Dafa  :  “Yasudah, mari kita ke sana”

          Beberapa saat kemudian, Tommy dan Ibu Dafa sampai di rumah Tommy. Ternyata di sana sudah ada Jessica, Sandra, Okta, dan teman-teman lainnya tiba di rumah Tommy. Suasana pun mengharukan.

Okta             : “Tommy, bagaimana bisa terjadi?”

Tommy         : “Ceritanya tadi Dafa nolongi aku waktu aku diiket sama pencuri. Kalian kalo nyalahin aku, aku terima kok.”

Sandra          : “Nggak kok, Tom. Ini adalah takdir dari yang di atas. Kamu nggak usah merasa bersalah.

Tommy         : “Iya deh. Makasih ya”

          Karena mobil ambulannya sudah datang, jenazah Dafa segera dibawa ke rumahnya untuk dimandikan, disolatkan, dan didoakan. Bapak Dafa mengajak Tommy, Jessica, Sandra, dan Okta untuk ikut di dalam mobil ambulan.

Bapak Dafa  : “Tommy, Jessica, Sandra, Okta mari ikut ke dalam mobil ambulan! Bapak tau kalian sahabatnya.”

Semua           : “Baik, Pak.”

          Akhirnya, mobil ambulan tersebut sampai di rumah Dafa. Setibanya Dafa langsung dimandikan dan disolatkan. Setelah jenazah Dafa dimandikan, disolatkan, dan didoakan, kemudian jenazah Dafa akan dimakamkan. Tommy, Jessica, Sandra, dan Okta pun mengantarkan Dafa di tempat peristirahatannya yang terakhir. Bapak Dafa pun menangis mengiringi jenazah Dafa akan dimakamkan. Okta pun menenangkannya.

Okta              : “Bapak yang sabar ya.”

Bapak Dafa  : “Iya makasih ya, nak.”

          Setelah proses pemakaman selesai, para pelayat pergi meninggalkan pemakaman.

BERSAMBUNG..


No comments:

Post a Comment